Wanita itu duduk menunggu pesanan di sebuah cafe teduh yang baru pertama didatanginya. Lelaki yang seharian ditemaninya mengajak untuk sekedar menyeruput kopi. Ah lelaki yang begitu baik.
"Silahkan," pemuda yang mungkin berumur 20an mengantar pesanan yang mereka tunggu. tersenyum ramah meletakan satu cup ice cream coklat di depanku, setelah itu kopi espresso tersaji manis di depannya.
Lelaki itu terkekeh geli setelah pramusaji undur, "kita sudah harus berganti selera sepertinya".
"Sudahlah, tak semua harus kau pikirkan serius," wanitanya tersenyum tipis. Menukar posisi minuman mereka.
Selalu seperti itu, pesanan tertukar. Prianya adalah lelaki yang tidak bisa meminum kopi meski seteguk, sedangkan si wanita adalah penikmat pahitnya kopi.
Lucunya sebagian orang menganggap jenis minuman juga melingkupi jenis kelamin di dalamnya. Kopi untuk pria, coklat ataupun ice cream untuk wanita.
"Coba kurangi untuk minum kopi malam hari, tak baik untuk kesehatan lambung".
Wanita itu tertawa memperlihatkan lesung pipi yang samar, "akan aku coba sungguh". Lelaki itu hanya merengut sambil menikmati ice creamnya. Selalu seperti itu. wanitanya tak benar-benar bisa meninggalkan kopi hitam sedikit gula yang diraciknya sendiri. buku dan kopi selalu bersua mesra di setiap malam wanita itu. Begitu mesra jika wanitanya sudah bertemu deretan buku dan kopi, seringkali malah mengabaikan pesan yang dikirim si lelaki. Menyebalkan.
Ada banyak yang dibicarakan lelaki dan perempuannya, tentang tetangga yang menyebalkan, angan-angan di masa depan, hutang yang telah jatuh tempo sampai bayi di gendongan yang begitu menggemaskan. keduanya begitu menikmati waktu yang berlalu. selalu begitu menyenangkan. Akan tetapi terkadang nanti akan ada saja sekelumit hal yang akan membuatnya mengerutkan dahi.
Komentar
Posting Komentar